Pages

Sabtu, 11 Agustus 2012

Cara Mendidik Anak yang Pemarah

Anak yang suka marah biasanya mudah mengalami lepas kendali, menjerit-menjerit, mudah tersinggung karena hal-hal kecil dan ambang frustasinya rendah. Jika Anda ingin anak Anda dapat mengendalikan kemarahan dengan lebih baik, dia harus belajar mengganti perilaku untuk melepaskan energinya yang meluap. Triknya adalah menemukan apa yang cocok untuk anak Anda agar dia bisa belajar mengendalikan luapan emosinya. Misalnya biarkan anak memukuli sansak, mengikuti karate atau memasukkan bola basket ke keranjangnya. Ada yang mengatakan bahwa belajar teknik pernafasan yoga membantu anak mengelola kemarahannya.

Cara Mengatasi Anak Pemarah

Setiap anak berbeda, jadi yang terbaik adalah melakukan pendekatan uji coba: ajarkan salah satu strategi di bawah ini dan amati bagaimana respon anak. Jika strategi itu cocok untuk anak Anda, fokuslah pada satu teknik tersebut dengan melatihnya berulang kali sampai anak Anda dapat menggunakannya sendiri.
  • Ajarkan pesan sederhana dan positif yang dapat dikatakan anak kepada dirinya sendiri dalam situasi penuh tekanan. Contohnya: "Berhenti dan tenangkan diri," atau, "Tetap tenang," atau, "Saya bisa atasi ini."
  • Lampiaskan. Bantu anak menemukan cara paling efektif untuk mengatasi rasa marah dan dorong dia menggunakan teknik tertentu. Dia dapat meremas-remas kertas, memukul bantal, meninju sansak, melempar batu ke dinding (asal tidak membahayakan), atau memukul dinding dengan bantal busa.
  • Pergi ke sudut yang tenang. Mintalah anak untuk membantu Anda menyiapkan tempat untuk menenangkan diri. Letakkan beberapa barang seperti buku, pemutar musik, pena, dan kertas, serta doronglah dia untuk menggunakan sudut itu untuk menenangkan diri.
  • Beritahu anak untuk menuliskan atau menggambarkan apa yang membuatnya marah di selembar kertas, lalu sobek-sobek kertas itu sampai kecil-kecil dan buang.
  • Stop dan tarik napas. Tunjukkan pada anak Anda cara menarik napas perlahan sampai hitungan kelima, berhenti dua hitungan, kemudian perlahan-lahan buang napas dengan cara yang sama sampai hitungan kelima. Pengulangannya menciptakan relaksasi maksimum dan mengurangi stres yang dapat berubah menjadi rasa marah.
  • Bayangkan tempat yang tenang. Minta anak memikirkan tempat yang terasa tenang, rileks, dan aman (pantai, tempat tidurnya, halaman belakang rumah kakek, rumah pohon). Beritahu dia bahwa begitu dia merasakan sinyal akan marah, dia harus menutup mata dan membayangkan tempat tersebut sambil bernafas perlahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar