Pages

Kamis, 31 Januari 2013

Mengembangkan Kebiasaan untuk Mengubah Anak yang Egois

Untuk mengubah sifat egois anak, Anda tentu tidak berharap akan berhasil dalam semalam, bukan? Sekali lagi, hal ini membutuhkan konsistensi. Setelah Anda melakukan kiat-kiat yang saya tuliskan di posting sebelumnya, langkah selanjutnya adalah mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang dapat mengikis sifat egois anak Anda (baca juga posting saya sebelumnya: Cara Mendidik Anak yang Egois dan Manja; Tindakan untuk Mengatasi Anak yang Egois). Berikut ini cara-cara mudah yang telah terbukti:
  1. Fokuskan kepada orang lain. Anak-anak yang egois selalu mendahulukan kepentingannya. Jadi perlahan-lahan bantulah anak untuk mulai memikirkan orang lain. “Tunggu dulu, orang itu sudah menunggu lama, sepertimu. Dan dia tampak begitu lapar. Biarkan dia mengambil makanan dulu.”
  2. Ajarkan anak untuk menunggu. Anak-anak yang egois menginginkan segala sesuatu sekarang. Mereka tak punya waktu untuk memikirkan apakah orang lain merasa nyaman dengan sikapnya. Anda perlu melatih anak untuk menunggu agar dia tidak selalu mendahulukan kebutuhannya. Jika dia meminta sesuatu saat Anda sedang berbicara di telepon, beri isyarat bahwa Anda akan bicara dengannya setelah Anda selesai bicara di telepon. Jika dia ingin menggunakan komputer, jangan biarkan dia mengusir adiknya untuk memenuhi kebutuhannya. Dibutuhkan kesabaran dan ketabahan untuk melakukan ini, namun yakinlah, jika Anda konsisten, sikap anak akan berubah.
  3. Berikan pujian saat anak melakukan tindakan yang tidak egois.  Salah satu cara yang paling ampuh untuk menghilangkan sifat egois anak adalah dengan menunjukkan penghargaan saat anak melakukan hal-hal yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain. Amati perilaku anak Anda. Ketika dia melakukan suatu tindakan yang tidak egois, tangkap momen ini, dan berikan komentar baik tentang tindakan tersebut. Jelaskan tindakan mana yang Anda suka, dan tunjukkan pula dampaknya terhadap orang yang menerima perlakuan baik tersebut. Dengan begitu, anak akan lebih mungkin mengulangi tindakan yang sama di lain waktu. “Apakah kamu memperhatikan senyum Dina saat kaupinjamkan mainanmu padanya? Kamu membuatnya senang.”
  4. Ajarkan anak untuk membantu orang lain. Dalam sebuah penelitian di University of Massachusetts, ditemukan bahwa anak-anak yang diberi kesempatan untuk menolong orang lain cenderung menjadi tidak egois dan suka membantu dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mintalah anak melakukan sesuatu untuk orang lain setiap hari. Melakukan tugas-tugas rumahnya, memberikan sebagian uang sakunya untuk beramal, membawakan kue untuk tetangga yang sendirian, menelepon nenek setiap hari minggu untuk menanyakan kabarnya, dll. Jika Anda tidak pernah mengajarkan anak untuk peduli pada orang lain, dia akan merasa layak bersikap tidak peduli pada orang lain.
  5. Bantu anak menyadari dampak dari memberi. Penelitian juga menunjukkan bahwa tidak hanya membantu orang lain yang penting bagi anak, tetapi juga penting bagi anak untuk memahami dampak dari tindakan baiknya terhadap orang lain yang dibantunya. Saat anak melakukan sesuatu yang menunjukkan sikap yang tidak egois, ajukan pertanyaan kepadanya, seperti: “Apa yang dilakukan orang itu setelah kau membantunya? Tampaknya dia senang sekali ya?” “Menurutmu bagaimana perasaannya?” “Bagaimana perasaanmu jika kamu menjadi orang itu, dan kau mendapatkan bantuan?” Bahkan, Anda bisa memintanya memberi “atas nama keluarga.” Misalnya, Anda mempunyai banyak pakaian bekas yang sudah tidak terpakai. Anda bisa mengajaknya untuk memberikan pakaian-pakaian bekas itu untuk korban bencana alam, fakir miskin, dan sebagainya. Tekankan keterlibatannya dalam pemberian itu. Dan jangan lupa, tekankan dampaknya terhadap orang-orang yang dibantunya. Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengubah anak egois daripada memberinya pengalaman pribadi tentang nikmatnya berbagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar